Tulisan

Salah Pilih Pasangan, Siap-Siap Aib Terbongkar

Lucu, akhir akhir ini banyak berita yang lebih hangat dari kopi yang diseduh dengan cinta. Makin kesini makin ke sana. Awal kita kira lawan, ternyata jadi pasangan. Mulanya satu pemikiran, sekarang berseberangan. Dulunya tidak diperhitungkan, sekarang jadi teman makan, belum lagi yang pernah satu gerbong, tiba tiba saling menggonggong. Benar benar lucu dan menggemaskan.

Benar adanya jika ada yang bilang kopiku pahit, manisnya ada di janji para calon pemimpin bangsa. Ada juga yang berkelakar dengan pasangannya, wajahmu tak semanis retorika politisi. Belum lagi muncul fakta bahwa ternyata ada yang lebih ganas daripada penyakit kencing manis yaitu penyakit hanya bisa bermulut manis. Ah, semua yang manis manis tiba tiba muncul tanpa diminta. Meskipun kita tau bersama, rasa manis tidak selalu berakhir baik.

Beberapa hari belakangan masyarakat dibuat melongo dengan keputusan para elit politik. Dimulai dari berpasangannya Anis dengan Muhaimin, disusul Ganjar dengan Mahfud MD, dan diakhiri Prabowo dengan Gibran. Dari beberapa keputusan ini, tidak sedikit yang menyayangkan. Entah itu alasan usia, basis masa sampai berbagai kepentingan yang ada di dalamnya. Beban berat terlihat hadir di kubu Prabowo untuk deklarasi di akhir waktu, mau tidak mau harus memberikan kejutan bagi lawan maupun penonton kontestasi politik. Ada beberapa nama yang sebenarnya diramalkan untuk muncul ke permukaan, sebut saja Erick Thohir, Khofifah, Ridwan Kamil bahkan Yusril. Namun ternyata Prabowo memantapkan gejolak hatinya kepada putra dari Jokowi, Gibran Rakabuming Raka.

Terlepas dari pinangan masing masing, sebagai penonton, kalau boleh sedikit memilih, maka akan ada beberapa nama yang mungkin secara kasat mata lebih masuk akal jika dicalonkan. Seperti Khofifah. Bukankah jika ia berpasangan dengan Ganjar maka akan secara otomatis mendulang elektoral terkhusus di daerah jatim. Belum lagi beliau sebagai ketua fatayat NU, ditambah pula bisa memecah basis masa yang dimiliki oleh Cak Imin sebagai pasangan Anis, yang konon katanya, suara NU sampai sekarang masih belum bulat dilayangkan kepada pasangan Amin, hanya beberapa daerah saja. Jika ingin paket lengkap, bisa ditambahkan isu feminisme untuk bermain di poros kiri pemilih.

Mahfud MD. Munculnya nama ini dalam bursa pencalonan jelas akan mendulang suara masyarakat madura. Ada yang bilang, sebagian besar masyarakat Madura itu tidak begitu peduli dengan pemilu, bahkan untuk datang ke TPS saja mereka ogah ogahan meskipun sudah ada serangan fajar. Tapi beda cerita ketika ada saudara sedarah mereka yang maju. Bermodal mantra ‘tretan dibhik’ (saudara sendiri dalam bahasa Madura) mereka akan rela berangkat untuk menentukan sikap pilihannya meskipun harus terseok seok merangkak ke tempat pemilihan. Namun, di lain sisi, apakah Mahfud diikutsertakan kedalam gerbong hanya sekedar untuk ‘mengamankan’ ketokohan Ganjar? Mengingat ada sederet kasus hukum di era sebelumnya yang sangat bisa mencuat untuk menjegalnya dari bursa pencalonan. Ataukah ini hanya sebatas politik balas budi kepada Mahfud karena pemilu sebelumnya sudah disiapkan kostum kebesaran putihnya namun tidak jadi lanjut ke jenjang yang lebih serius?

Ditengah tengah bursa calon yang panas, sempat terdengar nama Erick Thohir yang digadang gadang jadi pendamping Prabowo. Meskipun masih dalam kursi cadangan, tapi prosentase menjadi kejutan akan sangat mungkin terjadi. Ditambah beberapa tahun belakangan ini sudah melakukan personal branding bahkan sampai menggerakkan kaum muda BUMN. Lalu, apa hubungannya dengan pengangkatan Erick Thohir sebagai Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, menggantikan Luhut Binsar Pandjaitan yang dikabarkan sedang sakit? Bukannya dalam setiap situasi, Luhut hampir selalu tampil di muka, lalu kenapa di momen momen krusial seperti ini tidak ada? Tanpa menyoal sakitnya beliau, semoga segera dan selalu diberikan kesehatan.

Menyoal Prabowo? PR besar untuk tetap menjadi lawan kuat harus selalu dijaga. Namun, apakah cukup kuat dan percaya diri dengan relawan Projo yang sudah memproklamirkan poros dukungannya? Bagaimana kelanjutan kisah ‘keberpihakan’ MK yang turut andil memuluskan jalan menuju dinasti Jokowi? Ketika Prabowo mendeklarasikan melenggang bersama Gibran, apakah ini tandanya Jokowi menabuh genderang perang secara langsung terhadap Megawati, dalam hal ini PDIP secara keseluruhan? Ditambah lagi tidak ada satupun dari dinasti Jokowi yang hadir pada saat deklarasi pencalonan dan pendaftaran pasangan Gofud. Lalu strategi apa di balik Kaesang yang diangkat menjadi ketua PSI? Satu yang kita tau, tidak mungkin jabatan ini hanya untuk mengisi waktu luang saja.

Ada hal yang perlu digaris bawahi. Dibalik sifat dan sikap Jokowi yang dianggap plonga plongo, atau bahkan ada yang menganggap beliau ini adalah boneka, bahkan disebut sebagai petugas partai, bagaimanapun beliau tetap presiden. Kita tidak pernah tau sebanyak apa rahasia yang dipegang oleh Jokowi, pun sejauh mana Jokowi bisa bertindak untuk memberikan kejutan setelah ini. Terbukti dari reshuffle yang kabarnya sedang hangat hangatnya. Tinggal kita tunggu saja hasil pertemuan Jokowi dengan AHY baru baru ini.

Pertanyaan menarik selanjutnya, kira kira akan ada kasus besar apa yang akan mencuat setelah ini? Seperti yang sudah sudah, bisa dipastikan akan ada borok lama yang dikopek untuk menyakiti salah satu kubu. Tanpa menutup mata, ada bahan seperti kasus Harun Masiku, nominal 349 T, pelanggaran HAM, politik identitas, dugaan korupsi formula E, bahkan aduan soal praktik nepotisme dan KKN. Minimal meskipun tidak sampai menggagalkan pencalonan, bisa menumpulkan keyakinan beberapa masyarakat untuk memilih pasangan pesakitan.

Kita tidak tau apa yang dibicarakan di forum warung kopi istana. Apakah pasangan Amin hanya sebatas memecah basis suara Prabowo? Sehingga ketika masuk ke putaran ke dua, maka akan lebih menarik jalannya. Semakin terlihat mana kawan, mana lawan. Yang jelas dalam masa sekarang, sangat besar kemungkinan untuk menyembunyikan amarah dibalik senyum manis para elit politik. Mungkin memang begitu, semakin menggelitik semakin asik.

Dimuat juga dalam media : https://ketik.co.id/berita/salah-pilih-pasangan-siap-siap-aib-terbongkar

Categories: Tulisan | Leave a comment

Alasan

Alasan?

Kenapa harus beralasan?

Tidak semua kebaikan harus diberi alasan. Sama halnya ketika turun perintah sholat subuh berjumlah dua rakaat. Kenapa bukan 3? atau 4? Bukannya ibadah semakin banyak semakin mantap? Tapi nyatanya kita hanya diperintahkan mendirikannya 2 dengan akurat. Tanpa alasan, tanpa bisa berdebat.  Bahkan jika kita berinisiatif menambah jumlahnya, tidak kebaikan yang kita dapatkan tapi haramlah hukumnya. Bukan berarti menganalogikan pentingnya sholat dengan urgensitas diskusi sebagai suatu hal yang sama. Tapi menitikberatkan pada tidak semuanya harus beralasan. Untuk situasi baik seperti ini terkadang kita hanya butuh memberi kesempatan dan mengakomodir niat baik seseorang. Karena pada dasarnya kristalisasi ketulusan tidak semudah membalikkan telapak tangan.

Coba kita fikirkan, betapa banyak peraturan yang mengatur tentang tindak kejahatan. Penentuan hukumannya pun berfariasi berdasarkan alasan. Pencurian berdasarkan motif ekonomi yang kekurangan (rakyat kecil) tentu beda dengan perampokan, telebih lagi akan sangat jauh beda dengan pelaku maling uang rakyat yang jumlahnya tidak karuan. Meskipun sampai sekarang masih terasa tidak adil pada efek jera yang mereka dapatkan. Kasus lain, pembunuhan berencana dengan tidak berencana akan sangat kontras: lebih berat hukumannya bagi mereka yang menghabisi nyawa seseorang dengan terlebih dahulu melakukan perencanaan. Lagi lagi, meskipun pada dasarnya maling uang rakyat juga membunuh secara tidak langsung dengan perencanaan yang lebih brilian, namun yang mereka terima hanyalah ketenaran dengan sanksi tidak sepadan.

Sekarang kita bandingkan. Pernahkah menjumpai sebuah persoalan tentang kebaikan? Menanyakan tindak tanduk seseorang yang memberi manfaat pada lingkungan? Atau merinci setiap kejadian untuk menilai seberapa besar balasan yang bisa diberikan? Atau bahkan terlebih dahulu menimbang dan menolak jika itu tanpa alasan? (semua ini tolong jangan disamakan dengan modus murahan antara laki-laki dan perempuan. Saya angkat tangan)

Tidak. Karena tidak semua butuh penjabaran.

Mungkin bisa seperti ini…

Jika dianalogikan, mungkin sama halnya ketika ada orang bertanya: apakah saya setuju jika Jokowi lanjut untuk periode ke-dua? Dengan tegas saya menyatakan tidak. Jika ditanya alasan?  Saya tidak perlu memberikan alasannya, tapi saya yakin dengan jawaban saya. Terlebih sebagian besar orang akan sama dalam beranggapan.

Masih butuh alasan untuk sebuah kebaikan?

Kecuali jika dianggap bermuwajahahnya sesosok tokoh dengan seorang laki-laki dengan vespa kuningnya bukan sebuah cabang dari kemuliaan, pasti akan beda di akhir tulisan.

*Tulisan ini dibuat beberapa waktu lalu ketika panitia ‘ngopi bareng Fahri’ di Malang menyaratkan pengisian form dan pemberian alasan kenapa kita layak untuk ikut diskusi  yang nyatanya berakhir tanpa konfirmasi dan sudah barang tentu Fahri tak salah…

Categories: Tulisan | Leave a comment

Buah Karbitan

Jangankan penciptaan manusia, allah mematangkan buah pun bertahap.

Kawan, taukah bahwa kerja hormon itu bergantian?

Ya, Allah mengalirkan hormon sitokinin terlebih dahulu ke buah muda untuk pertumbuhan, setelah cukup terbentuk buah muda, lalu Allah menggantikan peran sitokinin ini dengan akumulasi gas etilen di buah tua untuk menginduksi pemasakan bahkan bisa sampai kelewat masak.

Hasil dari kerja bertahap ini lah yang memiliki rasa manis dan lebih bernilai ekonomis. Ya, lebih manis dan lebih mahal. Sekali lagi, lebih manis dan lebih mahal.

Bandingkan dengan buah-buah karbitan yang sengaja dicabut dan ‘dipaksa’ masak sebelum waktunya. Hasilnya? Ah, meskipun manis dan walaupun punya harga, tetap saja tidak bisa menandingi kualitas buah yang masak pohon.

Entah bagi beberapa orang mungkin bisa mendulang keuntungan dengan mengisi kekosongan keranjang buah yang harusnya terisi dengan buah-buah segar yang memang pantas diletakkan di tempat istimewa itu atau memang mereka tidak sabar untuk menunggu buah-buah belia untuk masak walaupun secara visual sudah waktunya untuk dikonsumsi.

Ah, semua itu keniscayaan yang berujung pada meluapnya stok buah karbitan yang hanya merusak keindahan keranjang istimewa itu, atau mungkin semua hanya pilihan pahit ketika buah masak pohon itu tak lagi tersedia dengan stok yang dibutuhkan

 

Entahlah…..

Categories: Tulisan | Leave a comment

Kisah Mereka Berdua

Mohon maaf jika terkesan menjijikkan karena ada sedikit bumbubumbu cinta yang sangat aneh karena diracik bukan oleh ahlinya…

 

Pernah dengar curhatan seorang perempuan galau?

Cukup banyak memang aku dengar. Tapi tidak akan pernah kusebutkan nama mereka, dan kali ini tokoh utamanya hanya dengan sebutan si lelaki dan si gadis.

Ya. Malam itu, di sebuah café mungil pinggir jalan, di tengah hawa dingin kabupaten malang, di selasela seruputan v-60 single origin flores, di sebuah kamis tengah agustus yang ceria menjelang peringatan kemerdekaan Indonesia yang ke 71

Terdengar suara gadis yang terisak di seberang handphone sana. Via telepon gratis whatsapp tentunya

Cerita yang sebenarnya biasa, namun jika dicermati sesungguhnya menyimpan sebuah pelajaran yang sarat akan makna

Bukankah aku seorang pria yang jauh dari baubau percintaan? Bukankah aku seorang pria yang tak begitu paham masalah romantika mudi muda? Bukankah aku pria yang sampai sekarang belum terfikir untuk mencari pasangan hidup? Bahkan bagi sebaian orang aku termasuk pria yang tidak peka terhadap perasaan suka. Lalu kenapa cerita kepadaku? Ah, sudahlah…

Seingatku dari ceritanya, ada lelaki yang menyatakan perasaannya dua kali dan bermaksud untuk menjadikan si gadis sebagai pacarnya. Namun dengan pasti (yah, meskipun si gadis juga sangat suka terhardap lelaki ini) dia tidak menerima ajakannya. Bukan menolak dengan mengatakan tidak suka, tapi juga tidak menerima dengan cara yang sangat indah menurutku.

“jika kamu memang menyukai ku, maka kita baiknya saling mempersiapkan diri satu sama lain menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Serahkan semua kepada Sang Maha cinta, biarkan Dia yang menentukan dengan caraNya yang terbaik. Sehingga ketika tiba masanya, kita akan dipersatukan dengan cintaNya tanpa harus melalui masamasa pacaran”

Kirakira begitulah jika dibahasakan…

Asik bukan?

Si gadis tidak suka? Bukan

Si gadis menolak? Tentu tidak, karena pada dasarnya mereka berdua suka sama suka

Si gadis menerima? Hmmmmmm, Tidak juga

Di tidak menolak pun menerima. Dia menyerahkan semua pada sang Maha cinta. Pasrah penuh harap agar dipertemukan kembali dengannya dalam keadaan yang lebih baik dari sekarang, dengan segala kondisi pribadi yang telah siap untuk menjalin cinta yang lebih serius daripada sekedar pacaran.

Si gadis hanya tidak mau terjerumus dalam cara yang salah. Memang pada dasarnya jodoh sudah Allah sediakan bahkan sebelum kita lahir. Tinggal bagaimana kita menjemputnya, menarik secara paksa atau dengan sabar sembari merayu Allah dengan ribuan doa.

Terhitung dua tahun lamanya ia memendam rasa suka. Namun apa yang si gadis dapatkan?

Entah karena terlalu lama menunggu jawaban pasti si gadis atau teralihkan rasa sukanya kepada perempuan lain. Hingga suatu hari didapati oleh teman mereka berdua bahwa si lelaki sedang berduaan dengan perempuan lain di sebuah café…

“salahkah jika aku berdua dengan perempuan yang bisa membuatku merasa nyaman?”

Hmmm. Begitu kirakira tanggapan si lelaki ketika ditanya temannya mengapa berduaan dengan yang lain, sedangkan dia sudah jelasjelas menyukai si gadis yang tadi aku ceritakan di atas. Entah karena apa akhirnya si lelaki berpaling ke lain hati. Atau lebih tepatnya berpindah ke lain sisi.

……………………………………………………………

Dibalik penantian panjang.

Kisah ini menceritakan seberapa kuat kamu bertahan dan berserah diri kepada Sang Maha cinta. Tentang siapa yang lebih sibuk membenahi diri untuk mempersiapkan dirinya menjemput cerminan sebaik dirinya juga. Tentang seberapa serius kamu dengan komitmen rasa suka yang tidak biasa. Tentang rasa suka yang memang sudah harus disalurkan dengan cara yang semestinya.

Bagaimana tidak, kisah rasa suka yang sebenarnya telah dikatakan oleh sang lelaki lebih dari sekali dan dengan berbagai cara. Entah dengan sedikit bertanya kabar hingga mencoba meminta kejelasan tentang mereka berdua.

Bukankah jika lelaki ini benarbenar menyukai si gadis ia akan disibukkan dengan perbaikan diri dan terus memohon kepada si pemilik cinta untuk mendekatkan mereka berdua dengan cara yang lebih baik? Bukankah jika lelaki ini serius tidak akan melakukan hal sekeji itu?

Ya, aku mengatakan keji karena selepas itu dia tetap berani bertanya kabar. Sudah pasti dia masih menyimpan rasa pada si gadis.

Lalu bagaimana dengan perasaan si gadis?

Ah, jangan kau tanyakan…

Bukankah air matanya sudah menjawab semuanya?

Bukankah isak tangisnya sudah membuktikan segalanya?

Bukankah doanya sudah mengekspresikan rasa sukanya?

Bukankah kesabarannya sebuah aplikasi nyata dalam cintanya?

Bahwa dia sangat suka terhadap lelaki itu. Dia sungguh-sungguh suka hingga masih menyimpan harap pada lelaki yang telah berduaan dengan perempuan lain meskipun sudah jelas beberapa kali menyatakan perasaannya pada si gadis.

Memang dia suka terhadap lelaki itu. Memang benar juga dia malu dan bimbang terhadap ungkapan perasaan si lelaki kepadanya. Tapi bukankah dia terangterangan membuang rasa malunya di hadapan Sang Maha cinta? Terangterangan tanpa malu meminta kepada sang maha romantis untuk mendekatkannya pada si lelaki?

Ah, andaikan si lelaki tau…

Setelah berfikir jernih, muncul sedikit rasa lega dalam hatinya. Timbul pula tanya,  apakah ini jawaban dari semua doadoa yang dia panjatkan? Apakah ini titik terang dari sebuah penantian panjang? Apakah Sang Maha cinta menunjukkan bagaimana bentuk lelaki itu di belakangnya?

Terlepas dari itu semua, setidaknya ada satu sisi yang bisa dilihat dari si lelaki di luar rasa suka terhadapnya. Ada sebuah pertunjukan yang layak diketahui oleh si gadis di tengah penantiannya. Sebuah potongan kehidupan singkat si lelaki yang tidak pernah dibayangkan olehnya, dan semua kembali kepada si gadis. Apakah dia harus berterimakasih atas kejadian ini atau malah sebaliknya.

Jika lelaki itu pantas dipertahankan, tentu dia akan lebih memperbanyak doa dan mempertebal sabar untuk terus menatap harap pada si lelaki yang entah sekarang sudah bersama siapa.

 

Ya, semoga mereka berdua segera dipersatukan kalau memang itu yang terbaik

Semoga sang lelaki segera berubah dan mempersiapkan dirinya untuk jenjang yang lebih serius

Semoga si gadis bersabar dan terus menyiapkan dirinya juga

Yap, segala kesemogaan yang pasti diharapkan terwujud oleh si gadis. Tapi entah lelakinya……………..

 

 

Dan akhirnya tangisan bebas pulsa dengan whatsapp itupun berhenti di ujung telepon sana. Tentunya setelah ia puas dengan deraian air mata. Ya, maish tetap antara air mata suka atau duka…

Categories: Tulisan | 1 Comment

Cerita Cinta Besi Tua

IMG_20160812_083434
Lihatlah betapa serasinya
Menikmati hembusan angin di setiap inci besi tua
Seolah tak peduli dengan pandangan beribu pasang mata
Entah itu vespa merah siapa
Dan akupun tak tau apalah mereka samasama suka
Ataukah si merah yang hanya nampang berharap cintanya diterima
Meskipun dia tau akan bertepuk sebelah stang kopling saja
Yang jelas mereka tampak mesra
Seperti pemuda yang baru sah dengan sang wanita
Seakan parkiran umm milik mereka berdua
-Meskipun sebenarnya tidak boleh parkir di sana-

Tapi,lihatlah si dia yang menggoda manis dan sok mempesona
Datang tak diundang seperti maling yang ingin merampas hingga tak bersisa
Mencoba ikut masuk dalam dunia klasik vespa
Menyelinap bak orang ketiga untuk merusak semuanya
Menggerogoti perasaan yang sudah tertata dengan cara yang durjana
Seakan tidak bisa melihat mereka bahagia
Entah menunggu duda,janda atau memang berniat merusak rumah tangga
Yang jelas niatnya sudah tidak bisa dibiarkan meluas kemanamana

Bunuh dia!!!
Lempar dia ke samudra antartika
Bakar dia dengan api berbahan dasar gas pertamina
Lelehkan dengan panasnya rasa cemburu yang membara
Rendam dia dengan tangisan perempuan atas lelaki yang tak peka
Tampar dia dengan buku nikah mantan yang lebih dulu disahkan kua
Jejali mulutnya dengan foto kekasih yang selingkuh jalan berdua saat kamu tak ada
Remukkan dia dengan puingpuing skripsi yang tertunda bersama revisian yang tak kunjung dibaca
Coret mukanya dengan huruf D besar seperti ulah dosen muda yang banyak gaya dan hanya tebar pesona
Injak dia dengan sepatu najis para pejabat sampah yang mengambil hak rakyat tanpa takut dosa
Pukul dia dengan pangkat penegak hukum korup yang rakus harta
Cerca dia dengan janji manis politikus pada pemilu yang tak kunjung tiba
Dan pastikan dia kau tinggalkan dalam keadaan hina memohon belas kasihan dengan segala peluh derita dan tangisan air mata
Anggaplah semua itu pelatihan sebelum masuk neraka
Biar dia mengerti bagaimana rasanya menderita

Categories: Tulisan | Leave a comment

Kota Malang

IMG_8324.JPG

hammock yang kuning kecil mungil kayak tai di lt.3 itu ya

Suatu tempat di Universitas Muhammadiyah
Jenjang lanjut setelah lulus sekolah
Kesempatan mulia diselasela banyak anak yang tak bisa kuliah
Sepotong perjuangan orang tua yang bekerja demi anak tanpa kenal lelah
Demi ilmu pengetahuan yang bertambah
Untuk lebih mengerti mana halal,haram,subhat sampai mubah
Mengerjakan yang wajib,menambah dengan yang sunnah
Sebisa mungkin faham dan menjauhi bid’ah
Dengan penuh kerja keras dan berharap masa depan akan menjadi cerah
Proses bertahap yang akan dinilai ibadah
Asalkan ditunaikan dengan tulus ikhlas serta Lillah
InsyaAllah semua akan menjadi berkah

Sebenarnya kampus bukan hanya tempat kuliah
Apalagi sekedar hidup bermewahmewah
Tergantung perspektif tiap mahasiswah
Bisa juga bergelantungan dengan hammock kuning cerah di lantai tiga untuk melepas lelah
Bahkan bisa dijadikan tempat mencari nafkah
Atau berorganisasi sebagai bekal memperbaiki keadaan pemerintah
Meskipun beberapa sudah baik namun masih ada yang seperti sampah
Selalu berusaha dan pantang menyerah
Sebelum akhirnya hanya bisa bergantung pada doa dan pasrah
Tetap berjuang untuk dapat ilmu barokah dan wanita solehah
Kalaupun bukan sekelas istri Nabi yaitu Aisyah
Mungkin bisa anak rektor atau putri ustadzah
Boleh juga kalau ada pramugari syariah
Dimudahkan dalam mencari rezeki yang barokah
Agar bisa kujabat tangan Wali dengan maksud ijab sah
Bersama membangun keluarga sakinah mawaddah warahmah
Berguna bagi masyarakat bisa menggantikan ‘mereka’ yang memberi kebijakan dengan serakah
Tetap optimis membawa perubahan Indonesia pada masa depan yang lebih indah

Categories: Tulisan | Leave a comment

Menjilat Malu

IMG_8042.JPG
Sungguh lemah manusia itu
Bahkan menjilat hidung sendiri pun tak mampu
Apalagi menjilat siku
Mungkin ada dalam perbandingan seribu banding satu
Tapi itu pasti akan menjadi sangat lucu
Tentu bisa jika hanya sekedar menjilat kuku
Tapi bukankah itu sungguh hal yang saru?
Terlebih lagi jika itu bukan kukumu
Ditambah lagi dari jari tetangga yang penuh tai kutu
Sungguh, Akan meningkatkan derajat menjadi suatu hal yang tabu
Lalu apalagi yang dibanggakan dari dirimu
Bukankah seharusnya kita merasa malu
Ya,kita itu aku dan juga kamu
Iya,kamuuu

Categories: Tulisan | Leave a comment

Putri Salju

IMG_7718

Ah…
Ada apa dengan putri?
Apa terinspirasi kata putri di lagu pandangi langit malam ini dari pongki?
Kenapa tidak diberi nama lekaki?
seolah pada Pria ada diskriminasi
Tapi tak apalah,selama dengan nama itu kami tetap bisa mencicipi
Tidak mengapa jika sekarang hanya bisa makan kue sembari membayangkan sesosok peri
Semua berawal dari Mimpi
Entah itu guru,dokter, pramugari seksi,anak kyai atau mungkin pramugari syar’i
Yang penting lulus dulu tahun ini
Masak Iya harus mundur sampe bulan Februari, mei,juni atau juli?
Naudzubillah kalau sampe umm harus ganti rektor lagi
Ntar bisabisa ndak dikasi duit bulanan dari umi
Bayangkan aja sebulan harus makan mie
Sukursukur kalau pake nasi
Oh jangan sampai seperti ini
Untuk istri masih bisa menunggu nanti
Yang penting buat senang dulu umi abi
Semoga secepatnya ada yang mendampingi
Agar setiap lebaran tidak hanya sebatas kue putri yang kumakan sendiri
Niat lebih dari sekedar menambah sanak family
Doakan saja mendapatkan sesosok gadis sholeha,kaya dan berseriseri yang menawan hati
Agar bisa kusempurnakan setengah agama yang menjadi sunnah Nabi

#Lensa: Carl zeiss Jena DDR F50mm

Categories: Tulisan | Leave a comment

Nastar

IMG_7556

Kenapa juga terdengar istimewa
Padahal cuma kue biasa
Gak jauh beda sama kue lebaran lainnya
Buatnya juga samasama dikasi mentega
Apa karena ada selai nanas di dalamnya?
Ah,ndak juga
Kalian mau coba?
Di rumah masih ada
Daripada dihabisin sama anak tetangga
Lebih baik kita habiskan bersama
Boleh datang sama keluarga
Apalagi bawa anak perempuan yang belum berkeluarga,sholeha, muda dan bercahaya
Asal jangan bawa duda beranak tiga
Kali aja nanti Umi Abi suka
Kalau sudah suka,bisa aja nanti ada cerita yang beda dari sekedar Nastar si kue biasa

Lensa: helios-44-2 2/58

Categories: Tulisan | Leave a comment

Tunjukkan Padaku

Satu tahun sekali kawan, kenapa harus dirusak dengan sebuah perkataan usil bahwa lomba-lomba itu tidak ada gunanya, bahwa lomba-lomba itu tidak melambangakan sebuah kemerdekaan, bahwa lomba-lomba itu sekedar seremonial pengisi waktu luang belaka, atau dengan kalimat yang seolah berbobot namun tak kalah jahil mengatakan bahwa ‘lucu bukan, ketika kita flashback pada masa dimana naskah proklamasi pertama kali dibacakan di depan umum sekian tahun yang silam dengan bentuk perayaan yang sangat aneh, yang tak lain hanya guyonan rakyat-rakyat kecil’. Sebuah penantian sebelas bulan lebih untuk ‘perayaan agung’ ini. Ya, pahamilah bahwa itu adalah penantian yang cukup panjang untuk kita bersenang-senang dengan gaya Merah Putih kita.

Kuberitahu kau sedikit rahasia kawan…

Bukankah lomba makan kerupuk itu berfilosofi pada perebutan kemerdekaan yang teramat susah dengan segala perjuangan dan keterbatasan yang ada?

Bukankah perang bantal di atas empang itu bernilai akan perjuangan mengusir belanda? Dimana yang menang tentunya berkuasa akan negeri yang ditempatinya dengan segala sumber daya yang ada.

Bukankah lomba balap karung itu menunjukkan bahwa walaupun kita terbelenggu, namun kita harus tetap berusaha dengan segala kemampuan untuk bisa mencapai suatu tujuan?

Bukankah memasukkan benang dalam jarum sambil berjalan itu mengajarkan pada kita pentingnya ketelitian dan kecermatan dalam melakukan sesuatu hingga akhirnya kepuasan akan kemenangan itu diperoleh?

Bukankah mengambil koin dalam pepaya yang dilumuri oli itu mendidik kita bahwa keras dan pahitnya perjuangan itu harus dilalui walau hanya demi kemenangan yang kecil?

Panjat pinang? Bukankah kalian tahu bahwa penjajah itu menyimpan beribu kelicikan dalam menggagalkan bangsa Indonesia untuk meraih kemerdekaannya? Tapi mereka tetap berusaha dengan berlicin-licin oli untuk menunjukkan bahwa mereka bisa melalui apapun jika bersama. Ya, pinang licin itu menyelipkan pelajaran gotong royong yang sudah mulai terkikis zaman

Lalu…

Kegiatan mana lagi yang bisa menyentuh rakyat Indonesia tanpa memandang jenis lauk yang mereka makan, entah itu kerupuk ataupun rendang?

Kegiatan mana lagi yang bisa membelai rakyat Indonesia tanpa memandang rambut hitam maupun putih?

Kegiatan mana lagi yang bisa memanjakan rakyat Indonesia tanpa memandang roda empat maupun sepatu butut?

Kegiatan mana lagi yang bisa dengan mudah mempersatukan rakyat Indonesia tanpa memandang kalung salib maupun kiblat ka’bah?

Dimana orang yang menghina bahwa ‘lomba-lomba itu hanya perayaan belaka yang tidak ada hubungannya dengan kemerdekaan’?

Dimana orang yang mengatakan bahwa ‘harusnya mengisi kemeredekaan itu dengan hal yang lebih berguna dari sekedar euforia dalam lomba’?

Ya, kupastikan si dia tidak mengetahui bobot luhur yang sedang bersembunyi rapi dibalik serpihan-serpihan kesenangan yang tak mesti berbentuk kemewahan.

Sekarang tunjukkan padaku orang yang menghina itu semua…

Tunjukkan padaku kalau sampai detik ini masih ada manusia yang menganggap itu hanya kemeriahan tidak bermakna

Tunjukkan padaku yang mengatakan bahwa makan kerupuk itu melambangkan kemiskinan

Tunjukkan padaku yang menyebutkan bahwa balap karung itu menggambarkan kemelaratan

Tunjukkan padaku yang meminta kalian untuk tidak sekedar bermandi oli bekas

Tunjukkan padaku kawan, siapa yang menyuruh kalian meninggalkan itu semua

Jika kalian menemukan makhluk semacam itu, maka jelaskanlah kepadanya filosofi lomba indah itu sebelum kau pertemukan denganku

Lalu tanyakan, apakah dia bisa menghadirkan keceriaan ketika semua kegiatan lucu itu dihilangkan?

Jika dia masih belum mengerti juga, hadirkan sekarang juga di depanku, maka akan kuajak dia untuk lomba balap kelereng

Elgi, Untuk 70 Tahun Merah Putih

Categories: Tulisan | Leave a comment

Create a free website or blog at WordPress.com.